Bab 10 – Apa yang terjadi selama saya belum sadar ?

Dari cerita sebelumnya, saya masuk ke ruang operasi bedah jantung, diberi suntikan anestesi…dan sayapun jatuh dalam kondisi tidak sadar…

Dengan alasan tidak sadar itu, semestinya saya tidak berhak menulis apapun di Bab ini, kecuali….Zzzzz….zzzzz….zzzzz atau bahkan mungkin….ZzzzzDS….zzzzzds…. zzzzzds….dengan catatan DS = deep sleep….hehehe

Namun setelah saya sadar di ruang ICU dan masuk ke ruang perawatan, saya baru diceritai terutama oleh kakak saya Enny – bahwa sebelum ini saya menderita pendarahan hebat, bahkan sampai 3 kali pendaharahannya. Mungkin saya tidak bisa diselamatkan, kalau saja staf bagian operasi atau dr. Maizul Anwar tidak bisa mengoperasi saya pada tanggal 10 Februari 2011..

Ternyata tanggal 10 Februari 2011 itu walaupun pilihan si petugas penjadwalan ruang operasi, tetapi mungkin Allah sudah menggariskan atau memilih tanggal paling tepat bagi saya untuk operasi jantung.

Seperti diketahui, tanggal 10 Februari 2011 adalah hari Kamis – yang besoknya yaitu hari Jumat adalah hari terakhir di suatu minggu. Sedangkan tanggal 10 Februari 2011 adalah hari kedua sebelum terakhir dari masa ujian akhir semester (UAS) di Binus – tempat saya mengajar selama ini. Karena ternyata, dari penggalan-penggalan cerita yang saya dapatkan setelah saya sadar….teman-teman dari BPPT dan Kementerian Ristek dengan menumpang 1 bus kantor khusus datang ke RS Jantung Harapan Kita untuk membantu saya dengan donor darahnya. Konon jumlah teman-teman BPPT dan Kementerian Ristek ini 1 bis penuh atau sekitar 25 orang.

Sedangkan yang datang dari kampus Binus sewaktu saya belum siuman lebih dramatis lagi. Konon sekitar 40 orang mahasiswa menyerbu RS Jantung Harapan Kita untuk mendonorkan darahnya kepada saya, yaitu golongan O rhesus +, bahkan beberapa orang di antaranya menyumbangkan darah segarnya kepada saya dari tempat tidur sebelah tempat tidur saya di ruang ICU – walaupun waktu itu saya tidak sadar sama sekali..

Belum teman-teman dari IPB, dari TNI-AD (Ditkumad), dari BRI, dari Pertamina, dari PLN, dari Adira Insurance, dari “Blood for Nation”, dan bahkan teman-teman yang tidak mengenal sayapun, pada datang mendonorkan darahnya di PMI Jalan Kramat Raya ataupun langsung di RS Jantung Harapan Kita. Waktu donornya juga bukan di siang hari bolong, tapi di tengah malam atau di malam menjelang Subuh..

Konon kabarnya, setelah operasi Bentall procedure yang saya alami pada hari Kamis tanggal 10 Februari 2011 dari jam 07.30 sampai jam 16.30 – atau setelah 11 jam operasi, malamnya pada jam 22.00 saya mengalami pendarahan yang memerlukan banyak darah baik darah beku (ditransfusi ke dalam tubuh) maupun darah segar (langsung diberikan oleh si donor ke tubuh saya).

Lebih gawat lagi, pendarahan saya berulang dua kali lagi, pertama pada jam 00.00 dan yang kedua pada jam 03.00. Karena isteri saya sudah dalam keadaan linglung dan stress tidak bisa berpikir lagi, maka pencarian donor darah dikomandoi oleh kakak saya Enny. Mengapa pendarahan bisa terjadi ¿ Masih ingatkah anda dengan pesan dr. Maizul Anwar – dokter yang mengepalai tim dokter yang membedah jantung saya – bahwa, “Hantu dari operasi Bentall procedure adalah pendarahan…” ¿  Rupanya jantung saya agak lain dibandingkan dengan yang lain karena ternyata pembengkakan aortanya sudah sedemikian parah – sebentar lagi meletus – dan ternyata pembuluh darah saya banyak yang berbentuk halus sehingga lebih sulit untuk disambungkan dan lebih mudah untuk terjadi pendarahan. Pada titik ini, saya jadi mengerti betul apa yang dimaksudkan dengan “hantu” oleh dr. Maizul Anwar pada waktu itu….

Untunglah jaman sekarang yaitu waktu saya dioperasi bedah jantung… adalah jamannya internet, dimana Facebook, Twitter, mailing-list, SMS, BBM (Blackberry messenger) sudah sangat umum terdapat di kalangan teman-teman, baik teman-teman kantor, teman-teman alumni (SMA 1 Madiun, IPB Angkatan 76), dan para mahasiswa biasa menggunakan semua jaringan sosial yang saya sebutkan tadi. Maka dalam waktu singkat, kabar bahwa saya setelah operasi bedah jantung mengalami pendarahan hebat dan memerlukan banyak pendonor darah, bisa tersebar ke seluruh Jakarta, bahkan ke seluruh Indonesia bila tidak dikatakan ke seluruh dunia (soalnya salah satu moderator mailing-list yang saya tahu, justru tinggal di Australia)…

Jadi semua cerita selama saya belum sadar ini saya himpun dari cerita teman, dari cerita mahasiswa, dari Google ataupun dari wall Facebook. Jika anda memasukkan string pencarian “Tridjoko Binus” atau “Tri Djoko Wahjono” maka akan tampil di Google arsip tentang kasibukan teman-teman menggalang donor darah bagi saya dengan golongan darah O dan rhesus +. Walaupun dengan cara yang lebih sulit, tapi dengan melihat Wall Facebook saya sekitar tanggal 11 Februari dan seterusnya, akan tampak ucapan-ucapan concern dari teman-teman saya dan para mahasiswa saya tentang kesehatan saya, diiringi dengan ucapan semoga lekas sembuh. Termasuk dari teman-teman saya dari dunia seberang karena sekarang dengan adanya internet pertemanan bisa dimana saja, asalkan masih di Bumi yang sama…:)

Karena keterbatasan waktu, dan tidak mau membebani pembaca dengan gambar-gambar yang tampilnya lama….sementara ini saya belum memasukkan contoh bunyi concern atau perhatian atau ucapan semoga lekas sembuh yang pada waktu itu saya terima…

Tetapi pada waktunya nanti…..akan saya upload juga di posting Blog ini (bersambung)….

17 Comments (+add yours?)

  1. Daniels
    May 05, 2011 @ 23:07:01

    Pak, menurut pengalaman saya.. saya sangat tidak merekomendasikan operasi jantung menggunakan biaya Askes.

    Pelayanan Askes kurang begitu baik. Bapak saya yang harusnya cepat sembuh, malah kembali sakit lebih parah bahkan koma 2 hari dan hampir gagal ginjal karena pelayanan yang buruk.

    Maaf pak, saya tidak bisa menyebutkan RS yang dimaksud (takut2 dituntut kyk kasusnya Prita Mulyasari), tapi RS tersebut adalah RS pemerintah (Askes)

    Mas Daniels,
    Turut prihatin dengan sakit jantung Bapaknya mas yang malahan semakin parah keadaannya…mudah-mudahan kondisi kesehatan beliau semakin baik..

    Menurut saya, kondisi kesehatan Bapak anda tidak memburuk karena menggunakan Askes, tetapi berdasarkan pengalaman saya pribadi kondisi pasien sebelum dioperasi jantung berbeda-beda. Hal inilah nantinya yang akan mempengaruhi sukses atau tidaknya operasi jantung terhadap pasien tersebut.

    Ada pasien anak-anak, remaja, setengah umur, dan sepuh. Ada pasien yang punya darah tinggi, ada yang tidak. Ada pasien yang punya diabetes, ada yang tidak. Terus ada pasien yang gagal ginjal, ada yang tidak. Walaupun pasien sepuh seperti saya, namun karena saya tidak mempunyai penyakit darah tinggi, tidak mempunyai penyakit diabetes dan tidak pernah gagal ginjal, dan saya suka olahraga nggowes sepeda, maka operasi jantung yang saya alami relatif sukses.

    Khusus tentang RS Jantung Harapan Kita, rumah sakit ini adalah rumah sakit jantung terbaik di Indonesia (rujukan nasional), merupakan salah satu departemen (bidang peminatan) di FK UI dengan nama “Departemen Kardiologi dan Kardiovaskuler”, bahkan menurut saya bisa dibandingkan dengan Singapore General Hospital atau yang lebih tepat lagi National University Hospital dari Singapore National University. Saya juga sering melihat tamu bule, tamu chinese, dan tamu india di RS Jantung Harapan Kita untuk ikut seminar atau studi banding. Profesor dari FKUI yang mangkal di sini juga banyak. Dan berdasarkan pengalaman saya jadi pasien selama 7 bulan ini, pelayanan di RS ini one of the best in the country, yang pasiennya datang dari seluruh Indonesia, dan kebanyakan pasien dari Papua, Lombok dsb pada bilang, “Wah…rumah sakit ini bersih sekali…”

    Pasien di RS Jantung Harapan Kita 95% adalah pasien Askes, dan di RS ini pasien Askes lebih diutamakan. Ada loket pendaftaran pasien Askes tersendiri, apotik Askes tersendiri, dan ada loket pembayaran Askes tersendiri. Saya juga tahu karena saya sering dirawat, yang tidak pakai Askes yaitu yang bayar sendiri (pasien swasta) maupun yang pakai Jamkesmas semuanya akan dilayani dengan baik dan tidak dibeda-bedakan..

    Selain itu biaya yang harus ditanggung pasien juga cukup murah, dari golongan saya IV/b waktu saya dioperasi jantung “cost sharing” yang saya harus bayar hanya dalam bilangan ratusan ribu rupiah saja, padahal biaya operasi saya lebih daripada seratus juta rupiah…

    Jadi, mudah-mudahan RS yang mas maksud yang merawat Bapak anda bukan RS Jantung Harapan Kita..

    Reply

  2. Daniels
    May 11, 2011 @ 22:44:26

    bukan RS Harapan kita pak… tapi RS pemerintah yg paling besar di jakarta selatan itu lho… 😀
    & bapak saya bukan kena serangan jantung pak, tetapi cuma keracunan makanan akibat bakteri Amoeba.. makanya saya heran kenapa setelah 4 hari dirawat kondisi ayah saya membaik, tiba2 kondisinya drop & koma. Ternyata dokternya tidak mencek darah pasien secara lengkap (hanya diperiksa tipe bakterinya saja, eg: kolera, etc), tetapi tidak mencek kadar ureum-kreatinin dan akibatnya sangat fatal

    saat saya di UGD jg ada anak umur 15 thn yg menderita penyakit kaki gajah, saya lihat anak itu masih sehat & segar2 saja.., tapi 1 minggu kemudian anak itu disuruh pulang dari high-care unit (lalu kira-kira 3 hari kemudian saya dengar kabarnya anak tersebut telah meninggal) !!??

    saya yakin sekali di RS tersebut banyak dokter2 malpraktek, soalnya dokter2 yg bekerja disana kebanyakan mahasiswa2 yg masih praktek dari kampus (ada badge UI di jaketnya), dan bisa dibilang sangat belum berpengalaman menangani pasien yg sedang kritis..
    suster2 nya juga sangat tidak profesional, memberikan obat telat 4 jam setelah makan .

    Mas Daniels,
    Begitu juga yang saya denger mas….tentang pelayanan RS pemerintah di Jaksel dan juga Jakpus yang terkenal itu…ya karena di UGD nya semua jenis penyakit pada masuk UGD…dan biasanya di UGD hanya ada dokter junior dan malahan mahasiswa kedokteran yang lagi praktek. Lain halnya kalau masuk ruang perawatan (dan ini prosedurnya cukup sulit karena pasien banyak yang minta dirawat)….di ruang perawatan biasanya ditangani dokter senior…

    Tapi malpraktek dan lambat menangani pasien itu gak ada cerita di RS Harapan Kita. Pasien dilayani dengan cepat, dan kayaknya mereka sudah pakai SOP yang sama dengan SOP yang dipakai di RS-RS Singapore. Saya tahu sendiri ada yang disebut “Logika UGD” yaitu di UGD setiap pasien harus distabilkan kondisinya terlebih dahulu…no matter what. Ada lagi “Logika Perawatan” yang beda lagi dari “Logika UGD”…

    Dari sisi penanganan pasien, saya boleh berhipotesis bahwa RS Harapan Kita adalah rumah sakit pemerintah terbaik di Indonesia…untuk peserta Askes tentunya. (Hipotesis, artinya pernyataan saya tetap berlaku selama belum dibuktikan sebaliknya)…

    Reply

  3. gst
    Sep 30, 2011 @ 06:27:34

    Tolong ibu saya juga sedang pendarahan di rumah sakit yang sama, golongan darah juga O

    Mbak Gista,
    Mudah-mudahan Ibu mbak Gista cepat mendapatkan pertolongan pada waktunya, soalnya saya membaca Blog saya ini baru Jumat (30 Sept) pagi jam 7.15.

    Cara tercepat mendapat pertolongan donor darah adalah melalui Facebook, email (mailing-list), atau dengan BBM (Black Berry Messenger)…

    Saya ikut berdoa untuk kesembuhan Ibu mbak Gista…

    Reply

  4. rhenda
    Nov 16, 2011 @ 09:16:03

    maaf saya mau tanya,kalau kita oprasi kbocoran klep jantung/pemasangan ring di rumah akit harapan kita..bila kita memakai askes,,berapa ya kira2 biaya nya..
    trim’s

    Rhenda,
    Wah…saya sebenarnya tidak hapal berapa besar biayanya untuk operasi klep jantung atau pemasangan ring di RSJ Harapan Kita. Mungkin Rhenda bisa nelpon ke RSJHK di nomor 021-568-1111 (hunting) atau 021-568-4093 untuk bertanya ke Bagian Informasi RSJHK. Setahu saya, mereka sudah punya tabelnya…

    Tapi dari yang saya dengar, pemasangan 1 ring biaya sekitar Rp 36 juta (jadi kalau 3 ring misalnya, berarti total biaya = 3 x Rp 36 juta = Rp 108 juta), tapi inipun saya tidak tahu ring biasa atau ring yang mengeluarkan obat terus-menerus (yang mestinya ongkosnya lebih mahal lagi)…

    Kalau operasi pemasangan klep jantung setahu saya biayanya antara Rp 70 – Rp 110 juta, tergantung berapa klep yang mau diganti (klep jantung kan ada 4 jenis)…

    Askes biasanya untuk urusan penyakit jantung ini akan menanggung sebagian besar biaya operasi pemasangan/penggantian klep jantung atau pemasangan ring, saya tidak tahu persentase biaya yang diganti Askes berapa, tapi semakin tinggi pangkat pegawai semakin besar penggantiannya. Sebagai contoh, saya yang golongan IV, karena membayar Askesnya lebih besar (potongan Askes lebih besar) maka persentase yang diganti Askes juga besar. Tapi yang pasti penggantiannya antara 60% – 95% untuk penyakit jantung, kalau tidak salah sekitar itu. Sebaiknya juga menanyakan ini ke Bagian Informasi RSJHK yang sudah saya sebutkan tadi…

    Reply

  5. Nina
    May 10, 2014 @ 08:53:22

    Selamat pagi Pak,
    Bapak saya saat ini berusaia 64th, bulan februari 2014 kemarin masuk RS di Semarang dan divonis dokter mengalami kerusakan katup jantung dan disarankan operasi Mitral Valve Replacement, namun keluarga masih ragu untuk operasi tsb krn khawatir dengan resiko pada saat operasi dan pasca operasi mengingat usia bapak yg sudah lanjut. Sejak feb sampai dengan saat ini bapak saya msh minum obat resep dokter namun kegiatan sehari-hari masih terbatas. Menurut bapak sebaiknya bapak saya menjalani operasi atau minum obat resep dokter seumur hidup? Oya pak, apakah ada forum atau perkumpulan penderita kebocoran katup atau yang sudah pernah operasi katup jantung supaya dapat menemukan banyak teman untuk sharing pengalaman.
    Saya sangat mengharapkan masukan Bapak, terima kasih banyak

    Reply

    • vincent
      Sep 04, 2014 @ 17:42:05

      menurutku, ambillah operasi itu mbak nina. karena menurut testimonial, setelah operasi kondisi badan membaik.

      Reply

      • Nina
        Nov 06, 2014 @ 11:27:47

        Alhamdulillah bapak saya sudah menjalani operasi bulan agustus kemarin, dan sekarang kondisi beliau jauh lebih baik.
        Terima kasih

  6. Ratna
    Oct 25, 2014 @ 13:46:17

    YTh. Bpk tri wahjono..
    jika tidak keberatan, bolehkah saya tahu no. hp Bapak??
    saya ingin bertanya seputar operasi..
    karena ayah saya rencananya, dalam waktu dekat akan menjalani operasi..
    jadi ingin bertanya2 dan mencari motivasi agar ayah saya tidak ragu..
    terima kasih banyak pak.

    ini alamat e-mail. saya: ratna_u1z@yahoo.com

    Dear mbak Ratna,
    Saya sudah mengirim email ke mbak.
    Salam,
    -Tri Djoko

    Reply

  7. nimas
    Dec 18, 2014 @ 09:49:53

    Saya ingin bertanya, inu saya ada kelainan katub jantung dan disarankan untuk uperasi, tpi ibu sya uga ada masalah dengan ginjalnya, enaknya abgaimana ya? trus mengenai biaya apa bisa ditanggung BPJS?mhon infonya..

    Nimas,
    Seingat saya kalau operasi jantung, hampir semua biayanya diganti oleh BPJS Kesehatan.
    Gak tau ya kalau operasi ginjal…

    Reply

  8. Yanie
    Feb 16, 2015 @ 13:16:20

    Sahabat saya operasi bentall procedure jumat tgl 13 feb 2015 lalu, hingga hr ini blm siuman…ada komplikasi penyumbatan pembuluh darah, brp lama bs siuman pak? Terus terang sy khawatir sekali

    Yanie,
    Teorinya begitu obat bius (anestesi) habis, si pasien sudah siuman. Mudah-mudahan komplikasi penyumbatan pembuluh darahnya cepat teratasi dan teman anda bisa segera siuman.

    Reply

    • yanir
      Feb 26, 2015 @ 08:53:57

      Mohon doa nya pak…sahabat saya sdh 2 minggu blm siuman juga, skrng sdh dipasang selang di leher utk mengeluarkan dahak…

      Yanir,
      Iya saya doakan semoga teman Yanir diberi yang terbaik oleh Yang Di Atas…
      Biasanya lambat siuman dan ada dahak di leher itu karena si pasien punya darah tinggi dan atau gula..
      Yang penting keluarga sabar, dan ikhlas…

      Reply

  9. heny indra
    Apr 17, 2015 @ 16:26:46

    saya jg d sarankan untuk operasi penggantian katup jantung d rs harapan kita, mumpung masih fit kata pak dokter,, dengan cerita orang yg bermacam2, saya jd takut, saya sakit jantung rematik, mnurut bpk saya hrs bgaimana? mengingat saya bukan orang jakarta dan tidak mempunyai teman d jakarta..

    Mbak Heny,
    Kalau dokter jantung memutuskan “pasien ini harus segera diambil tindakan (operasi)” itu berarti kondisi sudah lampu kuning. Maju kena mundur kena. Mundur yaitu menunda operasi berarti hanya bisa mengurangi sakit dengan obat-obatan, itupun sakitnya sendiri tidak terselesaikan pengobatannya. Maju berarti harus berani operasi, toh selama operasi tidak terasa sama sekali, tahu-tahu operasi sudah selesai, dan masa penyembuhan bisa 2 minggu-1 bulan tergantung kasus, tetapi sekali sudah operasi, keadaan akan membaik selamanya.
    Kalau menurut saya pribadi, hidup mati adalah di tangan Tuhan, jadi kita sebagai manusia gak perlu takut karena itu merupakan rahasia Tuhan.
    Tapi kalau pertimbangannya bukan orang Jakarta, itu juga harus diantisipasi, terutama ongkos mondok bagi saudara yang menemani mbak selama di RS Harkit Jakarta. Kalau tidak salah di sebelah kanan belakang RS Harkit ada tempat pemondokan antara 600 rb sampai 2,5 juta per bulan. Kalau yang 600 rb kamar mandi di luar dan tidak pakai AC, kalau 2,5 juta per bulan kamar mandi di dalam dan kamar pakai AC. Hotel di RS Harkit juga ada, waktu itu sehari semalam ongkosnya kalau tidak salah 350 ribu per hari. Jadi tergantung kemampuan pasien, silahkan memilih yang mana. Makan banyak tersedia di warung sebelah RS Harkit, dengan ongkos makan 5.000 sampai 20.000 sekali makan. Di bawah Hotel di belakang RS Harkit juga ada Resto, dengan ongkos makan sekitar 25.000 sampai 50.000 sekali makan. Pokoknya banyak pilihan, pilih sesuai kemampuan.
    Menurut pengalaman saya, yang njagain mbak operasi selama 2 minggu di Jakarta nanti, sebaiknya minimal 2 orang, biar kalau yang satunya capai, yang satunya masih kuat, jadi istirahatnya bergantian. Dan yang penting dijaga sebenarnya 1 minggu pertama, dari di ICCU setelah dioperasi (kira-kira 3 hari), dan 4 hari setelah keluar dari ICCU (selama darah sisa operasi masih mengalir melewati “saluran” atau “ducting” di dada bawah/atas perut). Setelah itu kondisi pasien akan membaik dan tidak dijagapun tidak apa-apa. Tapi ya tetap harus dijaga karena nanti suster akan memanggil keluarga pasien jika pasien perlu obat atau pembalut atau apapun itu.
    Demikian mbak, pilihan ada di tangan mbak dan keluarga mbak.

    Reply

  10. jean
    Oct 15, 2015 @ 15:30:20

    Ibu saya operasi 2 klep tgl 29.09.2015 kmrn,tetapi sampai 1 minggu belum sadar . Akhirnya dokter menemukan pendarahan di otak dan sdh dioperasi ttp sdh 2 minggu berlalu belum sadar juga. Sekarang semua kondisi sdh stabil tp mama belum sadar hanya mama msh harus bernafas dgn ventilator/mesin. Dan dokter merekomendasikan operasi di leher utk membuat lubang nafas. Kira2 itu bagaimana ya pak. Knp mama saya belum sadar ya

    Jean,
    Memang operasi jantung terbuka (open heart surgery) itu juga ada resikonya, apalagi Ibu dioperasi di 2 klep.
    Didoakan saja supaya mama Jean segera sadar. Dengan berdoa saya kira mama Jean akan diberi kesembuhan dan diangkat penyakitnya.
    Masalah dibuat ventilator…ikuti saja apa kata dokter, karena dokter yang paling tahu masalahnya.
    Mungkin setelah mama Jean sadar, ventilator bisa ditutup lagi seperti semula.

    Reply

  11. ndari
    Feb 01, 2016 @ 11:05:18

    pak,adik sy laki-laki 36 thn sedang antri operasi Bentall,ktnya nunggu alatnya datang.kebetulan goldarnya juga O.Pak, mohon bisa dibagi kontaknya ya pak, kami dari daerah takut adik saya butuh banyak donor

    Mbak Ndari,
    Katanya sih kalau sekarang jaman BPJS ini tidak ada masalah dalam suppy darah golongan O di RS Harkit.
    Tapi ya tolong dicek lagi. Mudah-mudahan adiknya lancar operasinya nanti. Tanggal berapa jadwalnya ?

    Reply

  12. Wiji
    Jan 28, 2017 @ 20:01:45

    Alhamdulillah,,saya jg selesai jalanin operasi bedah, jantung,,dirumahsakit harapan kita..juli 2016…karena saya ad masalah dengan penyempittan katup jantung,,dan alhamdulillah setelah jalanin operasi sampai sekarang ini,kondisi saya jauh lehih baik,,yg dulunya saya badannya kurus,,,,ga bisa jalan kaki jauh2,ga bisa naik turun tangga,setiap kecapean pasti drop,.pda saat itu jg sering kuar masik igd,sering dirawat drumah sakit….tp setelah operasi,,kondisi saya semakin baik,badan saya bisa nambah berat badannya,,dulu mentok berat bdan 45kg,,sekarang udah diatas 50kg..sudah bisa aktifitas lg,,bisa jalan kaki jauh2 lagi,udah berani naik turun tangga…alhamdulillah….

    Reply

  13. merry sitanggang
    May 22, 2018 @ 09:52:12

    adik ipar saya 4 hri yg lalu menderita nyeri dada ,terus 2 hri yg lalu dibawa ke rs,dilakukan pemeriksaan semua..ktny gk apa2..tgl 21 mei tiba2pingsan segera dilarikan ke rs terdekat..ktny ada jantung yg bermasalah segera dirujuk dn dilakukan tindakan katerisasi kemudian pasang ring..
    yg sya tanyakn kenapa setelah pasang ring kondisinya drop pdhal setlah selesai pasang gk ada apa2..sekrng msh di ICCU dn blom sadar…saya awam mohon penjelasannya..krn kwatir sekali dgn keadaaannya.anakny msh umur 10 bln..trimaksih.

    Mbak Merry,
    Keadaan pasien memang bermacam-macam jenis keluhan dan kelemahannya.
    Dokter jantung sebelum mengambil tindakan tentu sudah melalui rapat dan
    telah diambil tindakan terbaik untuk si pasien.
    Mudah-mudahan pasien sudah membaik keadaannya.

    Reply

Leave a reply to ndari Cancel reply