Google Earth dan Priyayi Ciamis yang Njawani

Beberapa tahun yang lalu, mungkin sekitar tahun 1995, saya melihat-lihat website teman saya waktu mahasiswa di Indiana University at Bloomington. Wow…saya terkagum-kagum dibuatnya. Ia berasal dari sebuah kota kecil di negara bagian Iowa. Namun di website-nya itu juga ada “peta udara” (sky view) dari lingkungan rumahnya secara lengkap. Jadi, terlihat jalan, sunga, kebun, kolam renang tetangga, dan tentu saja rumah dia..

Padahal di tahun 1995 dulu Google belum ada, apalagi Google Earth. Kalau di tahun 2008 sekarang ini Google Earth sudah menjadi rahasia umum sebagai provider yang bisa memberikan gambaran peta rumah kita, dimanapun kita berada bahkan di sudut bumi yang paling terpencil sekalipun, asal kita tahu koordinat lintang dan bujurnya…

Nah, kurang lebih dua minggu yang lalu di mailing-list IPB Angkatan 13 Tahun 1976 yang saya ikuti, saya mengomentari tulisan seorang teman dengan disertai pesan, “Hey kawan, kalau ada waktu lihat dong blog saya yang alamatnya triwahjono.wordpress.com”..

Beberapa hari kemudian, muncul postingan seorang teman seangkatan di IPB, orang Ciamis yang bernama Lisman Sumardjani. Dia bilang, “Djoko saya sudah mengunjungi blog anda lho, wah..ternyata anda orang Madiun ya ? Saya baru ngerti. Padahal saya waktu SD dulu kalau liburan selalu tinggal di rumah Bu De saya di Jalan Waluyo Supadmo”.

Terus saya jawab, “Wow..Jalan Waluyo Supadmo ? No kidding, itu selemparan sandal dari rumah saya di Madiun. Bagaimana bisa anda yang priyayi Ciamis 100% tulen kok bisa mempunyai Bu De yang tinggal di Madiun”..

Di mail berikutnya Lisman bercerita, “Waktu jaman DI/TII di kampung saya Cigugur di selatan Ciamis ada beberapa tentara dari Divisi Brawijaya (=Jawa Timur) yang tinggal di sana. Salah seorang di antaranya akhirnya menikah dengan Bu De saya, dan akhirnya Bu De saya dibawa ke Madiun dan mereka tinggal di Jalan Waluyo Supadmo”..

Dari kontak berikutnya lewat milis, Kang Lisman ini menceritakan dengan persis Jalan Waluyo Supadmo, yang terletak di sebelah lapangan, lapangan ada di sebelah selatan stadion, di timur lapangan ada SMA, di belakang SMA ada SD, di barat stadion juga ada SD dan gedung IKIP, di barat IKIP ada pemandian, di belakang pemandian ada kuburan, dst..dst…

It’s very amazing karena apa yang ia ceritakan itu “persis..sis..” dengan keadaan sebenarnya, inch by inch…feet by feet…and mile by mile…

Terus saya kasih compliment, “Wah, kang Lisman anda itu punya photographic memory yang sangat baik tentang peta kota Madiun, padahal anda kan bukan berasal dari Madiun, tapi Ciamis. Wah, anda bagaikan Google Earth loh !! ”

Sejak itu Kang Lisman nggak pernah ada beritanya. Kalau ia benar-benar Google Earth, wah pasti sudah dibeli oleh Microsoft (penguasa dunia IT dunia !!) dengan banderol sekian triliun rupiah !!

Hopo tumon ?

p.s.: Ia menggambarkan daerah dimana saya biasa menggembala kambing, mencuri anggur talok, belajar berenang sampai hampir tenggelam, ngintip we-te-es kelas rendah bertransaksi dengan client, makan bakso “Tambir” dan “Simo” (untung ia nggak nanya dimana saya mengorek-ngorek sampah rumah sakit, atau menjual jeans dan jacket Levi’s bekas saya sekedar untuk bisa mentraktir temen..he..he..)..